Sabtu, 28 Januari 2017

ITIL (Information Technology Infrastructure Library)

Information Technology Infrastructure Library (ITIL)


Infrastruktur IT Perpustakaan (ITIL) memberikan kerangka bimbingan Best Practice untuk IT Service Management dan sejak penciptaannya, ITIL telah tumbuh menjadi pendekatan yang paling diterima secara luas untuk IT Service Management di dunia. Panduan kompak ini telah dirancang sebagai gambaran pengantar bagi siapa saja yang memiliki minat dalam atau kebutuhan untuk memahami lebih lanjut tentang tujuan, isi dan cakupan ITIL. Sementara panduan ini memberikan gambaran, rincian lengkap dapat ditemukan dalam publikasi ITIL sebenarnya sendiri. Panduan ini menjelaskan prinsip-prinsip kunci dari IT Service Management dan memberikan gambaran tingkat tinggi dari masing-masing publikasi inti dalam ITIL. 

Pengertian ITIL

ITIL atau Information Technology Infrastructure Library (Bahasa Inggris, diterjemahkan Pustaka Infrastruktur Teknologi Informasi), adalah suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI.

Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi detail tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi TI. Walaupun dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru meluas pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan Layanan).

Pada 30 Juni 2007, OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah :
1.      Service Strategy
2.      Service Design
3.      Service Transition
4.      Service Operation
5.      Continual Service Improvement

Kelima bagian tersebut dikemas dalam bentuk buku, atau biasa disebut sebagai core guidance publications. Setiap buku dalam kelompok utama ini berisi :
  • Practice fundamentals – menjelaskan latar belakang tahapan lifecycle serta kontribusinya terhadap pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.
  • Practice principles – menjelaskan konsep-konsep kebijakan serta tata kelola tahanan lifecycle yang menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan ini.
  • Lifecycle processes and activities – menjelaskan berbagai proses maupun aktivitas yang menjadi kegiatan utama tahapan lifecycle. Misalnya proses financial management dan demand management dalam tahapan Service Strategy.
  • Supporting organization structures and roles – proses-proses ITIL tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa defini roles dan responsibilities. Bagian ini menjelaskan semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan struktur organisasi.
  • Technology considerations – menjelaskan solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL yang dapat digunakan pada tahapan lifecycle, serta persyaratannya.
  • Practice Implementation – berisi acuan/panduan bagi organisasi TI yang ingin mengimplementasikan atau yang ingin meningkatkan proses-proses ITIL.
  • Complementary guideline – berisi acuan model-model best practice lain selain ITIL yang dapat digunakan sebagai referensi bagian tahapan lifecycle.
  • Examples and templates – berisi template maupun contoh-contoh pengaplikasian proses.


            Di samping buku-buku dalam core guidance publications, ada juga complementary guidance. Dimana buku-buku dalam kategori nantinya dimaksudkan untuk memberikan model, acuan dan panduan bagi penerapan ITIL pada sektor-sektor tertentu seperti jenis industri tertentu, tipe organisasi serta arsitektur teknologi. Dengan demikian, ITIL akan dapat lebih diterima serta diadaptasi sesuai dengan lingkungan serta behaviour dari setiap organisasi TI.

            ITIL adalah kerangka umum yang menggambarkan Best Practice dalam pengelolaan layanan TI. ITIL menyediakan kerangka kerja untuk tata kelola TI, yang 'pembungkus layanan', dan berfokus pada pengukuran terus-menerus dan peningkatan kualitas layanan TI yang disampaikan, baik dari bisnis dan perspektif pelanggan. Fokus ini merupakan faktor utama dalam keberhasilan ITIL di seluruh dunia dan telah memberikan kontribusi untuk penggunaan produktif dan untuk manfaat utama yang diperoleh organisasi-organisasi mengerahkan teknik dan proses seluruh organisasi mereka.

Beberapa manfaat tersebut meliputi :
  • Peningkatan pengguna dan kepuasan pelanggan dengan layanan TI.
  • Meningkatkan ketersediaan layanan, langsung mengarah ke peningkatan keuntungan bisnis dan pendapatan.
  • Penghematan keuangan dari berkurangnya pengerjaan ulang, waktu yang hilang, pengelolaan sumber daya dan penggunaan.
  • Peningkatan waktu ke pasar untuk produk dan layanan baru.
  •  Meningkatkan pengambilan keputusan dan risiko dioptimalkan.

Pada awalnya dikembangkan di akhir 1980-an oleh Inggris Central Komputer dan Badan Telekomunikasi (CCTA), sekarang dikenal sebagai Kantor Perdagangann Pemerintah (OGC). Daripada seperangkat aturan yang kaku, ITIL menyediakan kerangka kerja yang perusahaan dapat beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Organisasi tidak perlu melaksanakan setiap proses, hanya mereka yang masuk akal dan cocok dengan cara organisasi ingin melakukan bisnis di masa depan.

Beberapa proses dapat ditinggalkan kemudian ketika ulasan pasca pelaksanaan menunjukkan nilai yang terbatas, sementara yang lain dapat dilaksanakan sebagai kesenjangan yang ditemukan. ITIL memecah fungsi IT dalam diskrit, komponen penuh fungsi yang span perusahaan, yang disebut layanan. Layanan ini telah dirancang secara blok bangunan sehingga mereka dapat ditetapkan dengan mudah baik secara internal maupun melalui penggunaan penyedia layanan eksternal. Dalam setiap kasus, praktik terbaik untuk pengiriman layanan diidentifikasi dan mereka ditujukan pada tiga tingkat yang berbeda:
  • Strategis - tujuan jangka panjang dari layanan dan tingkat tinggi kegiatan tertentu yang diperlukan untuk mencapai mereka.
  • Taktis - Proses tertentu yang memandu tugas dan kegiatan yang diperlukan untuk melakukan dan penyediaan layanan.
  • Operasional - eksekusi aktual dari proses untuk memberikan layanan kepada pengguna pelanggan dan akhir. Berhasil menyelesaikan tugas-tugas operasional berarti bahwa tujuan strategis yang dicapai dalam kerangka waktu yang diharapkan.


Ø  Siklus Layanan ITIL
Kelima bagian ITIL yang seperti tersebut di atas biasanya disebut juga sebagai bagian dari sebuah siklus. Dikenal pula dengan sebutan Sikuls Layanan ITIL. Secara singkat, masing-masing bagian dijelaskan sebagai berikut.

Ø  Service Strategy
Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy. Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tetapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.

               Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini mencakup pembentukan pasar untuk menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset layanan, konsep portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan ITIL Service Lifecycle. 

Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:
1.      Service Portfolio Management
2.      Financial Management
3.      Demand Management

               Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.

               Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.

               Service Design Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.

Ruang lingkup Service Design tidak melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas layanan maupun kinerja dari layanan.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
1.      Service Catalog Management
2.      Service Level Management
3.      Supplier Management
4.      Capacity Management
5.      Availability Management
6.      IT Service Continuity Management
7.      Information Security Management

Ø  Service Transition
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1.      Transition Planning and Support
2.      Change Management
3.      Service Asset & Configuration Management
4.      Release & Deployment Management
5.      Service Validation
6.      Evaluation
7.      Knowledge Management

Ø  Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1.      Event Management
2.      Incident Management
3.      Problem Management
4.      Request Fulfillment
5.      Access Management

Ø  Continual Service Improvement
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle

Nama : Indri Yulianti
Npm : 13115372
Kelas : 2KA04

Sumber :
              


Jumat, 27 Januari 2017

COBIT 5

Analisis COBIT 5.0


            ISACA telah secara resmi mengumumkan bahwa COBIT 5 akan tersedia secara umum pada 12 April 2012. COBIT 5 adalah edisi terbaru dari global ISACA ini diterima TI kerangka tata kelola. Hal ini diharapkan menjadi evolusi yang paling signifikan dalam sejarah 16 tahun kerangka ini. COBIT 5 menyediakan end-to-end pandangan bisnis tata kelola perusahaan IT (GEIT), mencerminkan peran pusat informasi dan teknologi dalam menciptakan nilai bagi bisnis. Prinsip-prinsip, praktek, alat-alat analisis dan model yang ditemukan dalam COBIT 5 mewujudkan pemikiran kepemimpinan dan bimbingan dari bisnis global dan TI pemimpin dan ahli pemerintahan. Analis bisnis harus menjadi akrab dengan kerangka ini, kerangka ini mewujudkan prinsip kunci yang sama dari analisis bisnis, yang memberikan nilai bisnis.

               COBIT telah berkembang secara signifikan sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996 sebagai kerangka audit, dirancang terutama untuk  IS auditor yangb internal. Edisi kedua, diperkenalkan pada tahun 1998, mengubah fokus untuk mengontrol tujuan. Edisi ketiga, yang dirilis pada tahun 2000, menambahkan pedoman manajemen. Kerangka kerja ini menjadi kerangka kerja tata kelola TI ketika versi 4 dirilis pada tahun 2005 dan versi 4.1 memperluas tema ini pada tahun 2007. Tujuan dari COBIT 5 adalah untuk menyediakan kerangka kerja tata kelola TI dan manajemen yang komprehensif sehingga TI dapat memberikan nilai lebih bagi bisnis.

            COBIT 5 menyediakan kerangka kerja yang komprehensif yang membantu perusahaan dalam mencapai tujuan mereka dan memberikan nilai melalui tata kelola dan manajemen perusahaan IT yang efektif. COBIT 5 menyelesaikan ini dengan membantu perusahaan menciptakan nilai yang optimal dari IT dengan menjaga keseimbangan antara mewujudkan manfaat dan mengoptimalkan tingkat risiko dan usia penggunaan sumber daya.

               COBIT 5 menyatukan lima prinsip utama dan tujuh enabler yang memungkinkan suatu perusahaan untuk membangun tata kelola dan manajemen struktur yang efektif yang mengoptimalkan teknologi informasi dan investasi dan menggunakan untuk kepentingan pemegang saham. COBIT 5 prinsip dan enabler generik dan berguna untuk perusahaan dari semua ukuran, baik yang komersial, tidak-untuk-profit atau di sektor publik.

Pertemuan Pemegang Saham Kebutuhan Dalam COBIT 5, kebutuhan stakeholder yang mengalir ke dalam tujuan khusus, ditindaklanjuti dan disesuaikan dalam konteks perusahaan, tujuan TI-terkait dan tujuan enabler.

  1. Meliputi Perusahaan End-to-End COBIT 5 alamat tata kelola dan manajemen informasi dan teknologi yang terkait dari perspektif end-to-end perusahaan-lebar.
  2. Menerapkan Tunggal, Kerangka Terpadu COBIT 5 ini dirancang untuk menjadi tata kelola dan manajemen yang menyeluruh kerangka integrator. COBIT 5 sejalan dengan standar yang relevan terbaru dan kerangka kerja yang digunakan oleh perusahaan seperti COSO, COSO ERM, ISO 9000, ISO 31000, ITIL, ISO 38500, TOGAF, PMBOK, PRINCE2 dan CMMI.
  3. Mengaktifkan Pendekatan Menyeluruh COBIT 5 mengasumsikan tata kelola sistemik dan manajemen melalui set saling berhubungan tujuh enabler.
  4. Prinsip, kebijakan dan kerangka kerja adalah kendaraan untuk menerjemahkan perilaku yang diinginkan ke panduan praktis untuk manajemen sehari-hari.

  • Proses menggambarkan set terorganisir praktek dan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dan menghasilkan set output dalam mendukung pencapaian keseluruhan tujuan yang berkaitan dengan IT.
  • Struktur organisasi adalah entitas pengambilan keputusan kunci dalam suatu perusahaan.
  • Budaya, etika dan perilaku individu dan perusahaan yang sering diremehkan sebagai faktor keberhasilan dalam kegiatan pemerintahan dan manajemen.
  • Informasi diperlukan untuk menjaga jalannya organisasi dan baik diatur, tetapi pada tingkat operasional, informasi sering produk utama dari perusahaan itu sendiri.
  • Jasa, infrastruktur dan aplikasi termasuk infrastruktur, teknologi dan aplikasi yang menyediakan perusahaan dengan pengolahan dan jasa teknologi informasi.
  • Orang, keterampilan dan kompetensi yang diperlukan untuk berhasil menyelesaikan semua kegiatan dan untuk membuat keputusan yang benar dan mengambil tindakan korektif.
Masing-masing tujuh enabler memiliki empat dimensi yang tercermin dalam diagram di bawah.


5.  Memisahkan Governance Dari Manajemen. The COBIT 5 framework membuat perbedaan yang jelas antara tata kelola dan manajemen. Kedua disiplin melayani tujuan yang berbeda, mencakup berbagai jenis kegiatan, dan memerlukan struktur organisasi yang berbeda. Governance adalah tanggung jawab dewan direksi di bawah kepemimpinan Ketua Dewan. Manajemen adalah tanggung jawab manajemen eksekutif di bawah kepemimpinan CEO.

Tata Kelola memastikan bahwa tujuan perusahaan tercapai dengan mengevaluasi pemangku kepentingan kebutuhan, kondisi dan pilihan, menetapkan arah melalui prioritas dan pengambilan keputusan, dan pemantauan kinerja, kepatuhan dan kemajuan terhadap arah dan tujuan yang telah disepakati.

Rencana manajemen, membangun, berjalan dan kegiatan monitor sejalan dengan arah yang ditetapkan oleh badan pemerintahan untuk mencapai tujuan perusahaan. Selain prinsip-prinsip GEIT dan enabler, ada banyak perubahan lain dari COBIT 4.1. Versi 5 didasarkan pada model referensi proses revisi dengan domain pemerintahan baru dan beberapa proses baru dan dimodifikasi yang sekarang mencakup kegiatan perusahaan dari end-to-end, termasuk bisnis dan TI daerah fungsi. Selain itu, COBIT 5 mengkonsolidasikan COBIT 4.1, Val IT dan Risk IT dalam kerangka tunggal. Ini telah diperbarui untuk menyelaraskan dengan praktik-seperti terbaik saat ini sebagai ITIL, TOGAF, PMBOK, dan banyak lainnya.

               Menurut ISACA, tujuan COBIT 5 adalah untuk membantu perusahaan menciptakan nilai yang optimal dari IT dengan menjaga keseimbangan antara mewujudkan manfaat dan mengoptimalkan tingkat resiko dan penggunaan sumber daya. Kerangka kerja ini membicarakan baik IT bidang fungsional bisnis dan di suatu perusahaan dan mempertimbangkan kepentingan yang berkaitan dengan IT pemangku kepentingan internal dan eksternal. Perusahaan dari semua ukuran, baik yang komersial, tidak-untuk-profit atau di sektor publik harus dapat manfaat dari COBIT 5 dan memperoleh manfaat sebagai berikut :
  •  Memelihara informasi berkualitas tinggi untuk mendukung keputusan bisnis.
  • Mencapai tujuan strategis dan menyadari keuntungan bisnis melalui penggunaan yang efektif dan inovatif IT.
  • Mencapai keunggulan operasional melalui aplikasi handal, efisien teknologi.
  • Menjaga IT terkait risiko pada tingkat yang dapat diterima.
  • Mengoptimalkan biaya layanan IT dan teknologi.
  • Kepatuhan dukungan dengan hukum, peraturan, perjanjian kontrak dan kebijakan.


Nama : Indri Yulianti
Npm : 13115372
Kelas : 2KA04

Sumber :