Sabtu, 10 Oktober 2015
Ilmu Sosial Dasar
PENDAHULUAN
Kebudayaan di tanah air kita ini sudah tidak diragukan lagi, sangat banyak dan indah. Budaya tersebut lahir dari kebiasaan masyarakat dan adat di tempat tersebut. Sebagaimana kita ketahui, bahwa masyrakat indonesia adalah masyarakat yang majemuk, dengan itu kita memiliki keanekaragaman di dalam aspek kehidupan. Bukti yang nyata kemajemukan ini bisa terlihat dalam beragamnya kebudayaan yang merupakan hasil cipta, rasa, karsa yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia.
Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda keseimbangan magis di pertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong untuk mempertahankannya.
B. PENGERTIAN
Budaya Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat Sunda adalah periang, ramah-tamah (someah), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orangtua. Itulah cermin budaya masyarakat Sunda. Di dalam bahasa Sunda diajarkan bagaimana menggunakan bahasa halus untuk berbicara dengan orang yang lebih tua.
Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan.
C. BERBAGAI MACAM KEBUDAYAAN SUNDA
1. SISTEM KEKERABATAN
Sistem kekerabatan orang Sunda bersifat parental atau bilateral yaitu hak dan kedudukan anggota keluarga dari pihak ayah maupun dari pihak ibu sama. Dilihat dari ego, orang Sunda mengenal istilah :
• Tujuh generasi ke atas : bapa–indung (ayah–ibu), aki–nini (kakek–nenek), buyut (cicit), bao, janggawareng, udeg-udeg dan gantung siwur..
• Tujuh generasi ke bawah: anak, incu/putu (cucu), buyut (cicit), bao, janggawaeng, udeg-udeg dangantung siwur.
1. Tari Jaipong
Tari Jaipong atau dikenal sebagai Jaipongan adalah tarian yang diciptakan pada tahun 1961 oleh Gugum Gumbira. Pada masa itu, ketika Presiden Soekarno melarang musik rock and roll dan musik barat lainnya diperdengarkan di Indonesia, seniman lokal tertantang untuk mengimbangi aturan pelarangan tersebut dengan menghidupkan kembali seni tradisi. Tari Jaipong merupakan perpaduan gerakan ketuk tilu, tari topeng banjet, dan pencak silat (bela diri).
Tari jaipong mulai ditampilkan di depan umum pada 1974 dalam Hong Kong Arts Festival, melibatkan penyanyi-penari Tatih Saleh, Gugum Gumbira sebagai koreografer, dan Nandang Barmaya, seorang musisi sekaligus dalang. Ketika itu pemerintah sempat berupaya melarang tarian ini karena dirasa cenderung amoral dan sensual. Tetapi alih-alih meredup, jaipong malah makin populer, terutama di era 80-an. Bentuk tari jaipong kala itu tidak lagi disajikan sebagai tarian pergaulan seperti ronggeng, tayub atau ketuk tilu, di mana posisi penonton sejajar dengan penari, tetapi sebagai tarian panggung. Jaipong biasa dilakukan oleh penari perempuan, tetapi bisa juga dilakukan secara berpasangan.
2. Tari Merak
Tari Merak adalah salah satu tarian yang menggambarkan ekspresi kehidupan burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri.
Pada tahun 1950an seorang kareografer bernama Raden Tjetjep Somantri menciptakan gerakan Tari Merak. Beliau mengimplentasikan kehidupan burung Merak dalam gerakan tari tersebut. Utamanya tingkah merak jantan yang mengembangkan bulu ekornya ketika ingin memikat merak betina. Gerakan merak jantan tersebut tergambar jelas dalam Tari Merak.
Seiring perkembangan jaman, Tari Merak Jawa Barat telah mengalami perubahan dari gerakan asli yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri. Adalah Dra. Irawati Durban Arjon yang berjasa menambahkan beberapa koreografi ke dalam Tari Merak versi asli. Sejarah Tari Merak tidak hanya sampai disitu karena pada tahun 1985 gerakan Tari Merak kembali direvisi.
3. Alat Musik Kecapi
Penjelasan alat musik tradisional Kacapi (Kecapi) yang berasal dari daerah Sunda Jawa Barat. Kacapi merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. biasa dimainkan sebagai alat musik utama dalam Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan kacapi suling.
Arti dari kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada tanaman sentul, yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik kacapi.
4. Alat Musik Angklung
Alat musik tradisional Angklung yang berasal dari masyarakat Sunda Jawa Barat. Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang terbuat dari bambu. Cara memainkannya cukup mudah hanya dengan menggoyangkannya. Bunyi yang dihasilkan disebabkan oleh benturan badan pipa bambu. Bunyi yang dihasilkan bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.
Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
Jenis-jenis Angklung:
Angklung Kanekes
Angklung Reyog
Angklung Banyuwangi
Angklung Bali
Angklung Dogdog Lojor
Angklung Gubrag
Angklung Badeng
Angklung Padaeng
Angklung Sarinande
Angklung Toel
Angklung Sri-Murni
Angklung solo
5. Rumah Adat
Nama rumah adat jawa barat sebenarnya berbeda-beda, tergantung pada bentuk pintu dan atap rumahnya. Ada beberapa nama atau sebutan dalam bentuk atap rumah adat sunda seperti suhunan Jolopong, Badak Heuay, Tagong Anjing, Perahu Kemureb, Capit Gunting, Jubleg Nangkub, dan Buka Pongpok. Dari kesemua nama tersebut, Jolopong merupakan nama rumah adat sunda berbentuk atap yang paling sering digunakan oleh rumah adat suku sunda ini.
Jolopong memiliki 2 bidang atap yang terpisahkan oleh di tengah bangunan rumah yang disebut jalur suhunan. Panjang batang suhunan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap rumah yang sebelah menyebelah, sedangkan batang lainnya lebih pendek daripada suhunan dan posisinya memotong tegak lurus dikedua ujung suhunan.
6. Pakaian Adat
Jawa Barat sebagai propinsi yang terdekat, selain banten, dengan Ibu Kota Jakarta, tentu mengalami beberapa hal yang sangat memengaruhi kehidupan budaya masyarakatnya. Apa lagi kekinian, buadaya jawa Barat yang terkenal dengan wilayah Priyangan barat, timur, Cirebon, dan Banten telah terkontaminasi budaya modernitas dan pergaulannya yang mulai menjauh dari budaya dan adat daerahnya. Begitu pun dalam hal berpakaian, masyarakat propinsi Jawa Barat tercatat mengalami beberapa perubahan besar dalam tata cara berpakaian.
7. Alat Tradisional
Golok atau bedog sunda sangat beragam, karena tiap daerah di Jawa Barat memiliki variasi bentuk tersendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan, fungsi, dan karakteristik masing-masing masyarakat penggunanya. Golok (bedog) sunda umumnya memiliki bilah dengan panjang lebih kurang 30 cm sampai dengan 40 cm, namun ada pula bilah golok yang berukuran pendek atau kurang dari 30 cm. Golok (bedog) sunda yang memiliki panjang bilah lebih dari 40cm disebut kolewang atau gobang.
Kesimpulan
Kebudayaan Indonesia sangat beragam, apalagi jika kita pelajari semua nya kita bisa menemukan perbedaan yang sangat mencolok dari setiap kebudayaan tersebut, baik dalam aspek sosial, kebudayaan dan lain-lain.
Kebudayaan sunda merupakan salah satu kebudayaan dari berbagai kebudayaan yang ada di indonesia, dengan kita mempelajarinya kita bisa tau bahwa kebudayaan itu telas ada jauh sebelum kita dilahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/888/tari-jaipong
http://dunia-kesenian.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-alat-musik-angklung-asal-sunda.html
http://dunia-kesenian.blogspot.co.id/2014/08/tari-merak-tarian-asal-daerah-pasundan.html
http://dunia-kesenian.blogspot.co.id/2014/11/alat-musik-tradisional-kacapi-asal-sunda.html
http://budayasunda12ba5lisna.blogspot.co.id/2013/02/senjata-tradisional-sunda.html
Ilmu Sosial Budaya
PENDAHULUAN
Kebudayaan di tanah air kita ini sudah tidak diragukan
lagi, sangat banyak dan indah. Budaya tersebut lahir dari kebiasaan masyarakat
dan adat di tempat tersebut. Sebagaimana kita ketahui, bahwa masyrakat
indonesia adalah masyarakat yang majemuk, dengan itu kita memiliki
keanekaragaman di dalam aspek kehidupan. Bukti yang nyata kemajemukan ini bisa
terlihat dalam beragamnya kebudayaan yang merupakan hasil cipta, rasa, karsa
yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia.
Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang
membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa
Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan
sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih
asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling
menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan
saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda juga memiliki
sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama,
hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi
kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda keseimbangan magis di
pertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan
sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong untuk mempertahankannya.
B.
PENGERTIAN
Budaya
Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat
Sunda. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi
sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat Sunda adalah periang,
ramah-tamah (someah), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orangtua.
Itulah cermin budaya masyarakat Sunda. Di dalam bahasa
Sunda diajarkan bagaimana menggunakan bahasa halus untuk berbicara
dengan orang yang lebih tua.
Kebudayaan Sunda merupakan salah satu
kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam
perkembangannya perlu dilestarikan.
C. BERBAGAI MACAM
KEBUDAYAAN SUNDA
1.
SISTEM KEKERABATAN
Sistem kekerabatan
orang Sunda bersifat parental atau bilateral yaitu
hak dan kedudukan anggota keluarga dari pihak ayah maupun dari pihak ibu sama.
Dilihat dari ego, orang Sunda mengenal istilah :
·
Tujuh generasi ke atas : bapa–indung (ayah–ibu), aki–nini (kakek–nenek), buyut (cicit), bao,
janggawareng, udeg-udeg dan gantung siwur..
·
Tujuh generasi ke bawah: anak, incu/putu (cucu),
buyut (cicit), bao, janggawaeng, udeg-udeg dangantung
siwur.
1.
Tari Jaipong
Tari
Jaipong atau
dikenal sebagai Jaipongan adalah tarian yang diciptakan pada
tahun 1961 oleh Gugum Gumbira. Pada masa itu, ketika Presiden Soekarno melarang
musik rock and roll dan musik barat lainnya
diperdengarkan di Indonesia, seniman lokal tertantang untuk mengimbangi aturan
pelarangan tersebut dengan menghidupkan kembali seni tradisi. Tari Jaipong
merupakan perpaduan gerakan ketuk tilu, tari topeng banjet, dan pencak silat
(bela diri).
Tari
jaipong mulai ditampilkan di depan umum pada 1974 dalam Hong Kong Arts
Festival, melibatkan penyanyi-penari Tatih Saleh, Gugum Gumbira sebagai
koreografer, dan Nandang Barmaya, seorang musisi sekaligus dalang. Ketika itu
pemerintah sempat berupaya melarang tarian ini karena dirasa cenderung amoral
dan sensual. Tetapi alih-alih meredup, jaipong malah makin populer, terutama di
era 80-an. Bentuk tari jaipong kala itu tidak lagi disajikan sebagai tarian
pergaulan seperti ronggeng, tayub atau ketuk tilu, di mana posisi penonton
sejajar dengan penari, tetapi sebagai tarian panggung. Jaipong biasa dilakukan
oleh penari perempuan, tetapi bisa juga dilakukan secara berpasangan.
2. Tari Merak
Tari
Merak adalah salah satu tarian yang menggambarkan ekspresi kehidupan
burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat
ke pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri.
Pada
tahun 1950an seorang kareografer bernama Raden Tjetjep Somantri menciptakan
gerakan Tari Merak. Beliau mengimplentasikan kehidupan burung Merak dalam
gerakan tari tersebut. Utamanya tingkah merak jantan yang mengembangkan bulu
ekornya ketika ingin memikat merak betina. Gerakan merak jantan tersebut
tergambar jelas dalam Tari Merak.
Seiring
perkembangan jaman, Tari Merak Jawa Barat telah mengalami perubahan dari
gerakan asli yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri. Adalah Dra. Irawati
Durban Arjon yang berjasa menambahkan beberapa koreografi ke dalam Tari Merak
versi asli. Sejarah Tari Merak tidak hanya sampai disitu karena pada tahun
1985 gerakan Tari Merak kembali direvisi.
3. Alat Musik Kecapi
Penjelasan
alat musik tradisional Kacapi (Kecapi) yang berasal dari daerah Sunda Jawa
Barat. Kacapi merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik.
biasa dimainkan sebagai alat musik utama dalam Tembang Sunda atau
Mamaos Cianjuran dan kacapi suling.
Arti dari
kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada
tanaman sentul, yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik
kacapi.
4. Alat
Musik Angklung
Alat
musik tradisional Angklung yang berasal dari masyarakat Sunda Jawa Barat.
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang
terbuat dari bambu. Cara memainkannya cukup mudah hanya dengan
menggoyangkannya. Bunyi yang dihasilkan disebabkan oleh benturan badan pipa
bambu. Bunyi yang dihasilkan bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada
dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.
Dictionary
of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di
Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari
pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu
organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan
bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan
Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
Jenis-jenis
Angklung:
Angklung
Kanekes
Angklung
Reyog
Angklung
Banyuwangi
Angklung
Bali
Angklung
Dogdog Lojor
Angklung
Gubrag
Angklung
Badeng
Angklung
Padaeng
Angklung
Sarinande
Angklung
Toel
Angklung
Sri-Murni
Angklung
solo
5. Rumah Adat
Nama rumah adat jawa barat sebenarnya
berbeda-beda, tergantung pada bentuk pintu dan atap rumahnya. Ada beberapa nama
atau sebutan dalam bentuk atap rumah adat sunda seperti suhunan Jolopong, Badak
Heuay, Tagong Anjing, Perahu Kemureb, Capit Gunting, Jubleg
Nangkub, dan Buka Pongpok. Dari kesemua nama tersebut, Jolopong merupakan nama
rumah adat sunda berbentuk atap yang paling sering digunakan oleh rumah adat
suku sunda ini.
Jolopong memiliki 2 bidang atap yang
terpisahkan oleh di tengah bangunan rumah yang disebut jalur suhunan. Panjang
batang suhunan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap rumah yang sebelah
menyebelah, sedangkan batang lainnya lebih pendek daripada suhunan dan
posisinya memotong tegak lurus dikedua ujung suhunan.
6. Pakaian Adat
Jawa
Barat sebagai propinsi yang terdekat, selain banten, dengan Ibu Kota Jakarta,
tentu mengalami beberapa hal yang sangat memengaruhi kehidupan budaya
masyarakatnya. Apa lagi kekinian, buadaya jawa Barat yang terkenal dengan
wilayah Priyangan barat, timur, Cirebon, dan Banten telah terkontaminasi budaya
modernitas dan pergaulannya yang mulai menjauh dari budaya dan adat daerahnya.
Begitu pun dalam hal berpakaian, masyarakat propinsi Jawa Barat tercatat
mengalami beberapa perubahan besar dalam tata cara berpakaian.
7. Alat Tradisional
Golok atau bedog
sunda sangat beragam, karena tiap daerah di Jawa Barat memiliki variasi bentuk
tersendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan, fungsi, dan karakteristik
masing-masing masyarakat penggunanya. Golok (bedog) sunda umumnya
memiliki bilah dengan panjang lebih kurang 30 cm sampai dengan 40 cm, namun ada
pula bilah golok yang berukuran pendek atau kurang dari 30 cm. Golok (bedog)
sunda yang memiliki panjang bilah lebih dari 40cm disebut kolewang atau gobang.
Kesimpulan
Kebudayaan
Indonesia sangat beragam, apalagi jika kita pelajari semua nya kita bisa
menemukan perbedaan yang sangat mencolok dari setiap kebudayaan tersebut,
baik dalam aspek sosial, kebudayaan dan lain-lain.
Kebudayaan
sunda merupakan salah satu kebudayaan dari berbagai kebudayaan yang ada di
indonesia, dengan kita mempelajarinya kita bisa tau bahwa kebudayaan itu telas
ada jauh sebelum kita dilahirkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)